Aku bersyukur karena aku sempat merasakan kebahagiaan,
kesedihan, kesusahan, kesenangan dan semuanya bersama Ayah. Ayah mengajarkan aku
bagaimana menghargai orang, mengajarkan aku kesederhanaan, mengajarkan aku
kesabaran. Aku tau jadi seorang Ayah itu adalah hal yang sangat susah, Tapi
bagiku kau adalah Ayah terbaik.
Tak pernah mengeluh... itulah Ayah. Kau menutupi kesakitan itu dengan menebarkan senyuman di bibirmu, Ayah... Kau sangat tegar, aku tau kau tak betah di RS, selalu ingin pulang, apa mungkin itu karena kau rindu dengan kami(?) ---– Kamipun rindu denganmu:”)
03 oktober 2013.... Kau
cium keningku, memeluk erat tubuhku, kucium pipimu dan meneteskan air mata yang
tak ada habisnya . Saat-saat seperti inilah yang tak ingin aku akhiri!
“Ya Allah hanya satu yang aku minta, aku hanya ingin
kesembuhan Ayahku saat ini. Aku ingin melihatnya sehat sedia kala, Aku ingin
melihat ia tertawa lagi” – Do’aku
Tiada hari tanpa mengingatmu........
20 oktober 2013....” Allah berkehendak lain”
Inilah takdirku,
Allah sudah mentakdirkan Ayah pergi. Aku tak pernah mengharapkan ini terjadi,
bertahun-tahun kita bersama merangkai kenangan indah, kita jalani semua masalah
yang ada.
21 oktober 2013 , Kali ini benar-benar terakhir... Aku tidur
didekatmu, kucium keningmu yang dingin, kupeluk erat tubuhmu yang kaku,kubacakan
surah ditelingamu, kutatap matamu dengan
harapan kau membuka matamu (kembali).
Maafkan aku Ayah... aku belum sempat untuk membahagiakanmu,
membalas semua jasa-jasamu. Kini aku hanya bisa mengirimkan do’a untukmu.
Inilah takdirku.......... Dan aku akan mengubah takdirku dengan caraku sendiri. Aku
yakin dengan do’a, usaha dan kesabaran
yang kuterapkan dalam hidupku aku pasti bisa.
Aku harus membiasakan diri hidup tanpa seorang Ayah. Mungkin
itu sangat sulit, namun inilah takdir dan harus kujalani.Awalnya memang susah
untuk menerima takdir ini, tapi lama kelamaan susah itu menjadi mudah.
Yakinlah, dibalik suatu masalah pasti ada hikmahnya!
“Janganlah sia-siakan Ayah ataupun Ibu kamu selama ia masih
hidup, hargai mereka, jangan membuat mereka meneteskan air mata sedikitpun
karena kelakuan (nakal) mu. Kebanggaanmu adalah senyuman dari kedua orang tuamu
”
